Pages

Subscribe:

Ads 468x60px


Get this widget!

Senin, 26 Mei 2014

Wasit Cantik dan Berhijab

f4558af80e7e793550a89cd29d33b444_chahida-chekkafi
b45d7dc184886f10ba839b4bf2e2854c_chahida-2Untuk pertama kalinya dalam sejarah sepak bola Italia, wasit perempuan mempimpin pertandingan sepak bola sambil mengenakan kerudung khas seorang muslimah. Namanya Chahida Chekkafi, seorang gadis Italia berdarah Maroko yang menjadi wasit pada pertandingan tim laki-laki antara San Luigi lawan Karimou Stradevar, di Utara Italia.
Chekkafi lahir dan dibesarkan di Italia. Sebagai seorang wasit berusia 16 tahun untuk liga sepak bola yunior di Italia, kepiawaiannya mengundang decak kagum dari orang-orang yang mengenalnya. Bakatnya ini kemungkinan adalah warisan dari ibunya yang juga seorang pemain bola di Maroko.
Harian Italia Corriere Della Sera memuat artikel tentang Chahida Chekkafi pada pada halaman depan, dan mengutip dari pernyataan Presiden Komite Wasit di Milan, disebutkan bahwa Chahida Chekkafi adalah gadis muda yang pemalu tapi berbakat dan ulet.
Fakta ini sungguh menarik, mengingat selama ini oleh Barat sangat intens diberitakan bahwa busana muslimah dengan kerudung adalah ‘penjara’ bagi perempuan. Chahida Chekkafi membuktikan, di balik kerudungnya dia tetap bisa melakukan aktivitas dan berprestasi, dan tentunya tetap cantik.

Rabu, 14 Mei 2014

Gawat! Mendukung Prostitusi adalah Konsep PDIP

Wakil Wali Kota Surabaya, Wisnu Sakti Buana menolak penutupan pelacuran Dolly
Suarabaya - Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana menyatakan, penolakan penutupan Gang Dolly pada 19 Juni mendatang bukan kepentingan pribadi, tapi merupakan konsep PDI-P dalam melihat realitas sosial prostitusi di lokalisasi Dolly.

Ketua DPC PDI-P Kota Surabaya itu mengatakan, sejak Surabaya dipimpin Bambang Dwi Hartono (Wali Kota sebelum Tri Rismaharini), PDI-P tidak pernah memiliki rencana menutup Dolly.

"Kami tidak pernah memiliki rencana menutup Dolly, yang ada hanya pembatasan PSK dan pembatasan aktivitas prostitusi," katanya.

Wisnu mengatakan, PDI-P sebagai partai yang berbasis "wong cilik" sangat sadar, secara ekonomi puluhan ribu warga sudah sangat bergantung pada aktivitas lokalisasi di Dolly. Fakta itu sudah berlangsung puluhan tahun sejak Dolly ada sekitar tahun 1966.

Sikap Wisnu mendukung prostitusi memang "sejalan" dengan kelakukan para anggota PDIP lainnya yang memang gemar terhadap PSK. Hal tersebut pernah terbukti dalam kongres PDIP Maret 2005 lalu di Bali.

Adalah detik.com yang mengungkap kebejatan moral mereka. Sejak hari pertama kongres, sebagian penggembira dan utusan kongres PDIP sudah langsung menyerbu kawasan PSK tak resmi di beberapa kawasan Sanur, Bali. Antara lain di Padang Galak, Pasiran, Belanjong, dan Semawang. Kawasan PSK ini terkenal dengan tarif hemat.

Sementara beberapa utusan kongres PDIP yang berkantong tebal memilih mendatangi kawasan PSK di kawasan wisata Kuta. Tempat ini dikenal sebagai kawasan PSK yang bertarif mahal. Para penggembira kongres PDIP yang bermalam di lapangan Matahari Terbit, biasanya menghabiskan malam-malam indahnya di Pulau Dewata ini dengan mendatangi rumah-rumah PSK di Padang Galak, yang berada di pinggir pantai Sanur itu. Mereka minum-minum, ngobrol, dan juga yang sampai melakukan transaksi dengan PSK. 

Selasa, 13 Mei 2014

Michael: Ketahuilah ! Kebenaran Itu Hanya Ditemukan Dalam Islam

michael_sapiroMichael David Shapiro adalah seorang Yahudi Rusia. Dulu, ia tidak terlalu yakin dengan adanya Tuhan. Cita-citanya menjadi seorang bintang penyayi rock, tapi sekarang ia bekerja sebagai sekretaris dan tinggal di sebuah apartemen.
Pencarian jati dirinya dimulai ketika ia berusia 19 tahun. Suatu malam, berniat ke dapur dan bertemu dengan rekannya seorang kulit hitam. Ia bertanya pada rekannya itu,”Bolehkah saya menyimpan vodka di kulkas malam ini?”. Tak diduga, pertemuan itulah yang mengubah hidup Michael secara drastis.
Teman kulit hitam yang dijumpainya di dapur adalah seorang Muslim dan dia adalah Muslim pertama yang pernah Michael jumpai. Dengan rasa ingin tahu yang tinggi, Michael mengajak lelaki kulit hitam itu berbincang-bincang tentang agama Islam. Tentang semua hal yang pernah Michael dengar seperti salat lima waktu, jihad dan sosok Nabi Muhammad saw.
Kemudian, teman mereka bernama Wade, seorang Kristiani bergabung dalam perbincangan itu. Jadilah mereka bertiga malam itu berdialog dengan Yahudi, Kristiani dan Muslim. “Ternyata kami menemukan banyak perbedaan dan banyak persamaan antara ketiga agama itu,” kata Michael.
Setelah perbincangan itu, minat Michael yang selama ini hanya berkutat pada sex, narkoba dan pesta-pesta jadi berubah total. Ia mulai berminat untuk mencari kebenaran, mencari Tuhan, mencari bagaimana cara menjadi pengikutNya.
Ketika itu, kata Michael, ia memulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana pada dirinya sendiri seperti ‘berapa sebenarnya jumlah Tuhan?’. Michael berpikir bahwa jumlah Tuhan pasti cuma satu. Tuhan akan lebih kuat jika cuma satu. Karena jika Tuhan dua, kalau ada salah satunya yang berbeda pendapat maka akan terjadi pertentangan dan pertikaian. “Maka saya berpikir bahwa Tuhan itu satu,” kata Michael.
Ia juga memikirkan tentang eksistensi Tuhan dan menganalisa keyakinan atheist dan keyakinan theist-theist lainnya. Saya teringat akan kata bijak “Setiap disain pasti ada disainernya”. Bertolak dari kata bijak itu, mata saya terbuka bahwa Tuhan itu ada. “Saya tidak bisa menjelaskannya mengapa, saya hanya bisa merasakannya,” ujar Michael.
Hal-hal baru yang ditemukannya, membuat Michael berpikir bahwa ia harus bertanggungjawab untuk mematuhi Sang Pencipta dan itu artinya ia harus memeluk satu agama. Pertanyaan lain pun menyusul, ‘darimana ia akan memulai? karena secara harfiah jumlah agama bisa ribuan dan ia perlu memperkecil jumlah itu. Langkah pertama yang Michael lakukan adalah mengelompokan agama-agama monoteis dan itu sejalan dengan keyakinannya bahwa Tuhan itu satu. Ia mencoret Budha dan Hindu dari daftarnya dan melingkari tiga agama monoteis yaitu Islam, Kristen dan Yudaisme.
Karena ia seorang Yahudi. Michael mulai mempelajari Yudaisme terlebih dulu, mulai dari konsep Tuhan, nabi-nabi, 10 larangan Tuhan, Taurat dan tentang ‘roh keyahudian’, satu hal yang menarik perhatian dan membuat Michael ragu. Ia berpikir, ide tentang ‘roh keyahudian’ tidak universal karena ‘jika seseorang dilahirkan sebagai Yahudi, maka orang itu punya jiwa Yahudi dan harus menjadi pengikut Yudaisme. Bagi Michael, ide semacam itu diskriminatif. Ia berpendapat bahwa semua manusia diciptakan sama. “Mengapa seseorang yang dilahirkan dalam agama tertentu harus tetap memeluk agama itu meski jika seseorang itu menemukan bahwa keyakinan yang dianutnya salah?” itulah pertanyaan yang muncul di benak Michael dan ia tidak sejalan dengan konsep tersebut.
Hal lainnya yang membuat Michael ragu dengan Yudaisme, tidak ada konsep yang jelas tentang neraka dalam Yudaisme. Jika konsep itu tidak ada, kenapa seseorang harus berbuat baik atau melakukan dosa? “Jika saya tidak takut akan hukuman yang berat, jadi kenapa saya harus bermoral,” pikir Michael.
Michael akhirnya meninggalkan Yudaisme dan beralih belajar kekristenan. Agama ini juga membuat Michael mundur karena konsep trinitas dalam kristen yaitu bapak, putera dan roh kudus. Ia berpendapat, bagaimana bisa Kristen mengklaik percaya hanya pada satu Tuhan, jika menganut konsep trinitas.
Michael juga menganggap sejarah Yesus dalam Kristen aneh dan tak masuk akal. Dalam doktrin Kristen, Yesus adalah anak Tuhan yang harus dibunuh untuk menyelamatkan manusia dari “dosa asal” yang dilakukan Nabi Adam. Dalam Kristen, Yesus mati untuk menebus dosa-dosa manusia.
Doktrin itu membuat Michael berpikir bahwa dalam agama Kristen seluruh umat manusia itu dilahirkan sebagai pendosa, yang melakukan perbuatan yang salah. Itu artinya, seorang bayi yang baru dilahirkan sudah berdosa karena melakukan hal-hal yang salah. “Doktrin yang aneh. Karena dosa satu orang, maka semua manusia harus menderita. Pesan moral apa yang disampaikan oleh doktrin semacam itu? Pemikiran seperti ini tidak masuk logika saya,” ujar Michael.
Michael lalu mempelajari Islam. Ia menemukan bahwa Islam berarti patuh dan berserah diri. Prinsip dalam Islam adalah Tuhan yang Esa, salat lima waktu sebagai wujud ketaatan pada Tuhan, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadhan dan pergi haji jika mampu secara finansial. Konsep yang buat Michael tidak terlalu sulit untuk dipahami.
Apa yang Michael pelajari tentang Islam tidak ada yang bertentangan dengan logikanya, termasuk kitab suci al-Quran dengan keajaiban-keajaiban yang mengagumkan dan ajaran-ajaran yang tak lekang oleh waktu. Michael menemukan fakta-fakta ilmiah yang sudah dijelaskan dalam kitab suci al-Quran sejak 1400 tahun yang lalu.
Dari sekian banyak hal yang Michael pelajari tentang Islam lewat buku-buku dan riset. Satu hal yang paling membuatnya tertarik adalah kata “Islam” yang dijadikan nama agama Islam disebut beberapa kali dalam al-Quran.
“Dari studi-studi yang sudah saya lakukan sebelumnya, saya tidak menemukan satu kalipun kata ‘Yudaisme’ ditemukan dalam Kitab Perjanjian Lama atau kata ‘Kekristenan’ dalam Kitab Perjanjian Baru. Saya heran mengapa saya tidak menemukan dua kata itu dalam dua kitab tersebut!” tukas Michael.
Ia lalu berpikir lebih dalam menemukan jawabannya. Kata Judaism bisa dipisah menjadi “Juda-ism”. Begitu juga dengan Christianity bisa dipenggal menjadi “Chris-ianity”. Siapakah Juda? Juda adalah salah satu pemimpin suku Yahudi. Jadi nama agama Judaisme diambil dari nama orang. Hal yang sama buat Kekristenan yang diambil dari kata Christ nama untuk Yesus.
Michael akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa Christianity dan Judaism tidak disebut-sebut dalam kitab suci karena kedua nama itu datangnya dari manusia dan bukan dari Tuhan. Sedangkan Islam adalah nama agama yang datangnya dari Tuhan.
“Oleh sebab itu ajaran Kristen dan Yudaisme tidak kredibel. Setidaknya dari perspektif saya, kedua ajaran tersebut tidak murni, tidak logis dan tidak lengkap,” kata Michael.
Ia melanjutkan,”Islam adalah satu-satunya nama agama yang disebut-sebut dalam al-Quran. Ini punya arti yang besar buat saya.”
“Saya sadar, bahwa saya harus mengikuti ajaran Islam. Kemudian saya memilih menjadi seorang Muslim. Saya telah menemukan kebenaran. Saya sudah keluar dari kegelapan dan menemukan cahaya … cahaya Islam,” tandas Michael.

Lahir Sebagai Yahudi, Hidayah Membawanya Kepada Islam

Cahaya Islam (ilustrasi) - (Foto: baltyra.com)Musa Caplan lahir dan besar dalam tradisi Yahudi. Ia dan keluarganya rutin mengunjungi sinagog. Ia pun bersekolah di sebuah sekolah Yahudi Ortodoks.
“Saya hidup dengan keberagaman yang terbatas,” kenang dia seperti dilansir onislam.net.
Meski berada dalam lingkaran tradisi Yudaisme, Musa menaruh minat mempelajari agama-agama lain. Ini yang selanjutnya mendorong Musa berinteraksi dengan umat agama lain, salah satunya penganut Islam.
“Saya percaya, semua agama itu sama, karena pada dasarnya menyembah Tuhan yang sama yakni Allah,” kata dia.
Dari interaksi tersebut, ia mulai tahu banyak tentang Islam. Ia percaya Islam adalah agama yang mengedepankan perdamaian. Memang, Musa tidak bisa menghindari stereotip negatif tentang Islam. Beruntung baginya, interaksi dengan Muslim membuatnya memiliki perspektif baru.
“Disinilah, Allah mulai menaruh rencana pada hidup saya,” kata dia.
Musa sulit mempercayai mengapa Islam sebagai agama damai bisa melahirkan terorisme. Padahal agama ini belum tentu mengajarkan umatnya untuk membunuh orang tak bersalah. “Rasulullah adalah pejuang, ia tidak membunuh orang tidak berdosa, ia taruh rasa hormat, perdamaian dan toleransi,” kata dia.
Menyadari Islam bukanlah agama yang mengajari umatnya sikap kebencian, Musa mulai tertarik untuk lebih dalam mempelajarinya. Salah satu sumber yang menjadi acuannya adalah kitab Perjanjian Lama dan Alquran. Saat membandingkan keduanya, Musa melihat Alquran memiliki sumber informasi akurat tentang asal mula kehidupan, hal yang bisa dikonfirmasi melalui ilmu pengetahuan.
“Sementara, perjanjian lama telah berubah selama bertahun-tahun,” kata dia. Ambil satu contoh, ucapnya, Alquran memaparkan bagaimana gunung-gunung terbentuk hingga tercipta lapisan atmosfer. Informasi ini sudah ada di Alquran, jauh sebelum ilmu pengetahuan memahami itu.
Semakin mendalami Alquran, Musa kian kagum. Mulailah ia pada satu persimpangan dimana akal dan pikirannya mengerucut pada satu keinginan, yakni menjadi Muslim. Musa menyadari keputusan itu tidaklah mudah. Orang tua dan kerabatnya tentu tidak akan menerima keputusannya itu.
“Untuk saat itu, saya tidak menjalani kehidupan yang Islami sepenuhnya. Namun, berkat Allah, saya bisa melaksanakan shalat lima waktu, saya bisa mempelajari Islam secara online, dan setidaknya saya bisa secara terbuka mengakui keesaan Allah,” kata dia.
Memang tidak mudah bagi Musa menjalankan imannya itu. Ambil contoh saja, ia merasa prihatin dengan nasib bangsa Palestina. Secara pribadi, ia sangat mendukung kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel, Namun, keluarganya justru melihat Palestina adalah tanah milik bangsa Yahudi.
“Jujur saya mudah tersinggung soal itu,” kata dia.
Di luar kesulitannya, Musa meyakini keterbatasan yang dimilikinya saat ini tidak menghalangi niatanya mengakui Islam sebagai agama yang dipilih Allah untuknya. Memang, ia tidak pernah memiliki kesempatan untuk bersyahadat dihadapan umat Islam, tapi ia sudah melakukannya dihadapan Allah..
“Insya Allah, yang penting dari hal ini adalah, saya sudah berniat untuk mengunjungi masjid, tidak terlibat narkoba, mengkonsumsi alkohol dan mencuri. Tidak mudah memang, tapi Insya Allah,” kata dia.

Demba Ba: Menjadi Muslim Lebih Penting daripada Menjadi Pesepakbola

baPemain sepakbola asal Senegal dan juga merupakan striker Chelsea, Demba Ba, berinisiatif mendanai pembangunan masjid di kampung halaman orangtuanya di Senegal .
"Menjadi diri sebagai Muslim lebih penting daripada menjadi pesepakbola,” katanya seperti dikutip dalam sebuah wawancara dengan Independent oleh website sen24heures pada hari Jumat, 9 Mei.
” Seorang Muslim yang baik otomatis akan menjadi orang yang baik , jadi saya mencoba untuk menjadi orang yang baik,” tambahnya .
Ia ingin buktikan akan menjadi seorang Muslim yang taat , bintang Chelsea ini bahkan biasanya merayakan golnya dengan rasa syukur dan melakukan sujud.
Masjid baru ini diharapkan akan diresmikan dalam beberapa pekan mendatang .
Demba Ba berasal dari Senegal, sebuah negara di Afrika Barat di mana Islam adalah agama dominan di sana. Hampir 90 persen dari penduduk negara itu adalah Muslim .

Rabu, 07 Mei 2014

Lima Bulan Menjelang Pernikahan, Membawanya ke Islam

menikahLima bulan sebelum hari pernikahannya, Karen Meek shock mendengar pengakuan Eric, tunangannya. Eric mengatakan bahwa ia sudah menjadi seorang Muslim. Pengakuan itu bagai petir di siang bolong buat Karen yang seperti warga Rusia lainnya, tidak menganut agama apapun alias ateis.
“Saya pikir ia (Eric) sudah mengalami cuci otak. Tiba-tiba saja ia berhenti minum minuman beralkohol. Ia salat lima waktu sehari dan tidak mau lagi makan daging babi,” cerita Karen tentang perubahan perilaku tunangannya.
Sementara Eric, yang semula penganut Kristen Baptis, tapi kemudian menjadi seorang atheis, selama berbulan-bulan mempelajari Islam tanpa memberitahu Karen, hingga akhirnya ia memutuskan menjadi seorang Muslim.
Meski shock Karen tetap ingin melanjutkan rencana pernikahannya dengan Eric. Karen lalu mencari berbagai referensi, mulai dari buku sampai video tentang Islam, untuk memahami agama baru yang dianut calon suaminya. Tapi ia sama sekali tidak berharap akan masuk Islam.
“Saya tumbuh dewasa dengan pola pikir bahwa agama adalah sesuatu yang bodoh. Saya tidak percaya adanya Tuhan. Saya tidak memikirkan bagaimana dunia ini diciptakan, dan terus terang, saya tidak peduli,” ujar Karen.
Namun Karen mengakui bahwa agama Islam memberikan penjelasan paling logis tentang Tuhan dan penciptaan alam semesta dan sulit bagi Karen membantahnya.
Karen akhirnya menikah dengan Eric. Ia masih terus mempelajari Islam dan untuk pertamakalinya ia mencoba menunaikan salat, saat suaminya bekerja di kantor. Ia belajar salat sendiri dari sebuah buku.
“Sampai pada titik ini, saya melakukan segala sesuatunya dengan diam-diam. Saya tidak cerita pada Eric. Saya tidak mau memeluk agama hanya karena suami saya memeluk sebuah agama. Saya ingin menemukan jalan saya sendiri,” ungkap Karen.
“Karena berlatar belakang atheis, saya lebih mudah menerima Islam dibandingkan seorang Kristiani, karena dalam hal ini saya tidak perlu melepas agama apapun,” sambungnya.
Karen dan suaminya mulai sering melakukan pertemuan dengan komunitas Muslim untuk belajar Al-Quran. Hingga akhirnya, Karen membulatkan tekad untuk mengikuti jejak suaminya memeluk agama Islam. Karen pun mengucapkan dua kalimat syahadat dan resmi menjadi seorang muslimah.
Tapi pilihan Karen membuat orang tuanya kaget. “Suatu hari, ia datang dengan mengenakan gaun panjang dan jilbab. Saya terkejut dibuatnya,” kata ayah Karen, Ray Alfred.
Alfred mengaku merasa asing melihat anak perempuannya ketika itu dan ia merasa khawatir dengan keselamatan Karen saat terjadi serangan 11 September 2001 di AS.
“Anda ingin mencintai anak Anda, tapi ketika mereka melakukan sesuatu yang asing bagi Anda. Hal ini sangat sulit,” ujar Alfred, “Saya akan memberikan apa saja asalkan ia tidak memeluk agama itu (Islam).”
Ibu Karen mengungkapkan komentar serupa, yang terus terang mengatakan bahwa ia tidak suka dengan jilbab yang digunakan puterinya. “Karen adalah seorang gadis cantik dengan rambut yang indah,” kata Jane Barret.
Karen memahami kegundahan kedua orang tuanya mendengar ia sudah menjadi seorang muslimah dan mengenakan busana muslim. Karena sendiri mengaku butuh waktu berbulan-bulan sebelum ia memutuskan untuk berjilbab.
“Saya hanya memakai jilbab jika pergi ke tempat-tempat yang saya rasa tidak akan ada orang yang mengenal saya,” ujar Karen sambil tertawa.
Tapi sekarang, Karen selalu mengenakan jilbab kemanapun ia pergi, termasuk ke tempat kerjanya dimana ia bekerja sebagai staf akuntan di sebuah jaringan restoran.
Karen mengatakan, memeluk Islam telah membuatnya melihat kehidupan dengan cara pandang yang baru. “Dari seorang yang tidak percaya Tuhan menjadi orang yang percaya Tuhan, rasanya sungguh luar biasa. Islam membuka mata saya terhadap banyak hal yang selama ini saya abaikan. Terutama, bahwa kehidupan adalah sebuah karunia,” tukas Karen menutup kisahnya. 

Rezim Mesir Kembali Tutup Gerbang Rafah

rafah

GAZA – Rezim militer Mesir pada Selasa (06/05) malam kembali menutup gerbang perbatasan Rafah, setelah sempat dibuka selama tiga hari bagi para peziarah dan warga yang terdampar di Mesir.
Dalam sebuah pernyataannya, kementerian rezim berkomentar belum ada tanggal pasti yang ditetapkan untuk melakukan pembukaan perbatasan Rafah kembali.
Akibat penutupan tersebut, sekitar 840 peziarah muslim dan beberapa orang lainnya terdampar di Mesir dan tidak dapat kembali ke Gaza.
Departemen penyeberangan Palestina mengatakan, pihak berwenang Mesir walau sempat membuka perbatasan Rafah tetapi masih menutup penyeberangan untuk kepentingan kemanusiaan seperti kasus-kasus yang membutuhkan penanganan medis dan mahasiswa. 

Jumat, 02 Mei 2014

Subhanallah!!! Telur Berlafadz Allah

Telur bertuliskan Lafadz Allah di cangkangnya kembali menggerkan warga Jalan Nurul Hikmah III, RT06/11, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis. Tulisan tersebut nampak jelas dikulit telur unggas yang dibeli dari sebuah warung klontong.
Akibat penemuan itu 400 kepala keluarga berdatangan untuk melihat keunikan dan keajaiban di telur tersebut.
Sang pemilik telur Lina Marlina, 30, mengaku, tidak sengaja menemukan telur berlafaz Allah tersebut. Pasalnya, saat itu dirinya hendak memasak lauk bagi keluarganya itu dari sebuah warung klontong.
Ketika hendak memasak kejanggalan pun terjadi. Telur yang hendak direbusnya itu sangat berbeda dari telur yang lain. Yakni, telur itu paling besar dari telut yang lain dan saat diperiksa kulit telur itu mengeluarkan lafadz sang pencipta.
“Pas saya mau rebus ternyata ada guratan lafadz Allah dikulitnya yang timbul dan terlihat. Saya langsung terkejut dan tidak jadi merebus telurnya. Tidak sengaja saya temukan habis beli dari warung buat sarapan suami sebelum berangkat kerja,” ungkapnya kepada INDOPOS (Grup JPNN.com), Rabu (30/4).
Lebih lanjut, kata Lina, karena merasa takut menyimpan telur yang bertuliskan lafadz Allah itu dirinya melaporkannnya kepada kakak iparnya bernama Yandi, 43, yang berdomisili di Jalan H Usin 2, RT01/22, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya.
Dirinya meminta telur itu disimpan oleh kakak iparnya itu. Namun, saat hendak membawa telur itu salah satu tetangganya mendengar perihal penemuan telur ajaib tersebut. Seketika itu pula ratusan warga sekitar berbondong-bondong berdatangan kerumahnya untuk melihat telur tersebut.
“Dari tetangga kemudian semua tersebar. Saya sih senang tetapi takut juga, soalnya saya masih belum siap menerima benda itu. Ya saya langsung telepon kakak ipar biar disimpan dirumah mereka. Takut karena saya bukan orang yang tepat untuk memegang telur berlafadz Allah,” katanya.

Ayah Bunuh Putrinya karena Memeluk Islam

OLYMPUS DIGITAL CAMERAAMMAN – Seorang ayah berkebangsaan Yordania tega membunuh putrinya sendiri. Dilansir World Bulletin, Jumat (02/05), sang ayah menghabisi darah dagingnya karena sang putri memeluk agama Islam beberapa hari setelah dia mengucapkan dua kalimat syahadat.
Puluhan warga Yordania yang mengetahui kabar itu kemudian memprotes tindakan sang ayah yang beragama Krsiten dan berusaha mendobrak masuk sebuah gereja di sebelah utara Provinsi Ajloun, Kamis (01/05).
“Beberapa warga desa Al Wahadinah mengepung dan berusaha mendobrak masuk ke dalam gereja. Tak lama kemudian beberapa pemuda berusaha untuk membakarnya sebelum pihak keamanan setempat turun tangan,” kata sumber keamanan yang enggan disebutkan namanya.
Petugas keamanan itu menambahkan sang membunuh putrinya pada Rabu (30/04) tak lama setelah dia memeluk agama Islam saat menghadiri ceramah seorang ulama kesohor dari Arab Saudi, Syaikh Muhamad Al Arifi di Universitas Yordania, Amman.
“Dia memukul kepala putrinya dengan sebuah batu,” kata petugas keamanan itu. “Korban tewas seketika.”
Warga, yang berkumpul di luar gedung administratif provinsi sebelum mendemo gereja, meminta pemakaman korban dilaksanakan sesuai dengan syariat Islam. Sampai saat ini otoritas Yordania belum berkomentar.

Samir Nasri Prihatin dengan Islam Phobia di Prancis


Paris -- Pesepak bola internasional Prancis yang bermain di Liga Premier Inggris, Samir Nasri, menyampaikan keprihatinannya atas peningkatan Islam Fobia dan sentimen anti Muslim di Prancis. Pria yang juga memperkuat tim nasional sepak bola Prancis itu menilai saat ini makin sulit menjalani hari-hari sebagai seorang Muslim di Prancis.
"Belakangan, umat Islam di Prancis makin tidak leluasa. Tiga empat  tahun ini,  komunitas Muslim diperlakukan tidak laik. Tak bisa dipungkiri  ini juga terkait kubu ekstremis sayap kanan," kata pemain dari Klub  Manchester City itu, seperti dikutip The Telegraph, Rabu (30/4).
Nasri, yang memiliki darah Aljazair, merujuk pada fenomena  meningkatnya sentimen kubu ekstremis sayap kanan dan Front Nasional  pimpinan Marine Le Pen.
"Warga Perancis berbalik dan menyerang Muslim, itu agak menyeramkan.  Padahal, 10 hingga 15 tahun lalu tidak begini. Saya tidak suka mentalitas  yang dibangun di Prancis saat ini," tutur Nasri.
Baginya, bermain bola di Prancis bukan opsi yang tepat karena malah mempersulit dirinya. Akhir-akhir ini, kata Nasri, citra yang dimunculkan atas pemain bola justru buruk, terlebih jika pesepak bola itu Muslim.
Pemain tengah terbaik Prancis ini disebut-sebut sebagai pengganti  legenda sepak bola Prancis yang pensiun pada 2006 lalu, Zinadin  Zidane.
Nasri memulai debutnya dengan bermain di Liga Divisi 1 dengan klub asal  Marseille pada musim 2004/2005 dan dengan cepat melejit menjadi  bintang muda sepak bola.
Pemuda yang disebut sebagai 'Zidane Baru' ini bergabung dalam tim  nasional Prancis tahun lalu saat usianya masih 19 tahun. Ia mencetak gol  internasional pertamanya dalam penampilan ketiganya dengan tim senior melawan Georgia dalam kualifikasi UEEFA Juni 2008 lalu. 
Warga Prancis keturunan Arab dan Afrika menjadi tulang punggung skuat  tim nasional Prancis selama bertahun-tahun, termasuk bintang sekelas  Zidane dan Lilian Thuram.
10 persen dari sekitar 61 juta warga Prancis merupakan keturunan Arab  dan Afrika. Jumlah Muslim sendiri di Prancis diperkirakan mencapai  enam juta jiwa. Muslim Prancis juga sudah lama mengalami diskriminasi dan sentimen buruk dari berbagai negara Eropa.
Dalam jajak pendapat terbaru IFOP terungkap bahwa hampir setengah populasi warga Perancis melihat Muslim sebagai ancaman bagi identitas  nasional Prancis.
Sementara itu, kabar bahagia datang dari mantan pesepak bola Prancis  lainnya. Mantan pesepak bola internasional yang belakangan menjadi  pelatih sebuah klub Liga Premier Aljazair, Laghouat Club, mengumumkan  dirinya telah menjadi Muslim.
Langkah mengejutkan Francois Bracci ini diumumkannya pada Jumat  (25/4) lalu. Islamnya pria yang tampil cemerlang dalam Olympique de  Marseille and Strasbourg ini membawa kegembiraan luar biasa bagi  pemuda-pemuda Muslim asuhannya.
Bracci telah melatih banyak tim sepak bola di negara-negara Afrika Utara seperti Maroko, Tunisia dan Aljazair sejak 2003 lalu. Lelaki berusia 63  tahun ini mengaku telah mempelajari Islam selama keberadaannya di tiga  negara Muslim itu. Setelah belajar tentang Islam, ia memutuskan untuk  bersyahadat.
Seiring prestasinya bersama tim nasional Prancis dalam Olympique de  Marseille and Strasbourg, Bracci terpilih menjadi bagian tim nasional  Prancis yang bertanding dalam Piala Dunia di Argentina pada 1978.
Bracci bukan pelatih sepak bola pertama yang memeluk Islam selama  berada di Aljazair. Sebelumnya, manajer tim sepak bola Aljazair, Shabab,  juga mengubah agamanya menjadi Islam.

11 Muslim Dibantai di India

Death toll rises to 40 in clashes in India's AssamASSAM – Terduga kelompok militan di India menembak mati 11 Muslim, termasuk dua orang perempuan, di sebelah timur laut kota Assam, kata laporan petugas polisi dilansir dari World Bulletin pada Jumat (02/05).
Kota Assam sempat mengalami gesekan sosial yang cukup tinggi saat pemilihan umum India berlangsung beberapa hari yang lalu.
Polisi mengatakan kelompok militan yang melakukan pembunuhan ini diduga anggota suku Bodo, yang berdasarkan laporan beberapa kali menyerang Muslim karena dianggap masuk ke India secara ilegal dari Bangladesh dan merambah tanah moyang mereka di perbukitan.
“Pemerintah akan mengambil tindakan atas kejahatan ini,” kata juru bicara pemerintah India, Nilamoni Sen Dena.
Kepolisian India kemudian mengirimkan beberapa pasukannya ke dua daerah yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP), yang secara historis kerap dilanda konflik sektarian.
Insiden pertama, kata polisi, menewaskan tiga orang dari sebuah keluarga dan melukai seorang bayi. “Pria bersenjata masuk ke dalam rumah dan langsung menembak mereka,” kata salah seorang perwira polisi senior.
“Sementara insiden kedua menewaskan delapan orang,” tambahnya. Dua tahun lalu 40 orang tewas akibat bentrokan antara suku Bodo dan Muslim di daerah yang sama.
Beberapa orang kandidat dalam pemilihan umum India, termasuk tokoh oposisi terdepan, Narendra Modi, turut berperan dalam menyebarkan stigma anti warga Bangladesh di Assam. Modi pada pekan lalu mengatakan imigran dari Bangladesh di sekitar Assam harus angkat kaki jika dia menang dalam pemilu yang hasilnya diumumkan pada 16 Mei 2014 nanti.